Profil Desa Tugu

Ketahui informasi secara rinci Desa Tugu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tugu

Tentang Kami

Profil Desa Tugu, Buayan, Kebumen: Gerbang strategis menuju Geopark Karangsambung-Karangbolong. Jelajahi potensi agraris, daya tarik wisata Embung Tanggul Asih, serta dinamika sosial ekonomi dan pembangunan infrastruktur desa di pesisir selatan Jawa Tenga

  • Lokasi Strategis

    Desa Tugu merupakan salah satu desa terluar di Kecamatan Buayan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan menjadi pintu gerbang penting menuju kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong.

  • Potensi Agrowisata

    Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian lahan kering dan didukung oleh keberadaan Embung Tanggul Asih yang tidak hanya berfungsi untuk irigasi tetapi juga telah dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan.

  • Pembangunan Infrastruktur Aktif

    Desa Tugu menjadi fokus pembangunan, termasuk melalui program TMMD pada tahun 2025, yang bertujuan meningkatkan konektivitas dan kualitas hidup masyarakat, serta memperkuat perannya sebagai desa penyangga pariwisata.

Pasang Disini

Terletak di ujung selatan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Desa Tugu hadir sebagai sebuah wilayah dengan karakteristik unik yang memadukan potensi agraris, keindahan alam pesisir dan peran strategis dalam pengembangan kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong. Desa ini menjadi representasi dinamika pembangunan di wilayah pesisir selatan Jawa Tengah, di mana sektor pertanian menjadi tulang punggung kehidupan warganya sembari merintis jalan menuju diversifikasi ekonomi berbasis pariwisata.

Desa Tugu merupakan salah satu dari dua puluh desa di Kecamatan Buayan. Posisinya yang cukup jauh dari pusat pemerintahan kecamatan maupun kabupaten, menjadikannya memiliki tantangan sekaligus peluang tersendiri. Jaraknya dari ibukota Kecamatan Buayan sekitar 28 kilometer, menjadikannya salah satu desa terjauh. Namun letaknya yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan menjadi bagian dari koridor Geopark kelas dunia memberinya nilai tambah yang signifikan. Perkembangan infrastruktur yang terus digalakkan oleh pemerintah daerah dan pusat, termasuk melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), menunjukkan komitmen untuk membuka isolasi wilayah dan mengoptimalkan potensi yang ada di Desa Tugu.

Lokasi Strategis dan Kondisi Geografis

Secara geografis, Desa Tugu berada pada koordinat 7°38′40″S 109°27′6″E. Wilayahnya didominasi oleh dataran rendah pesisir dan sebagian merupakan area perbukitan kapur yang menjadi ciri khas bentang alam Karst Gombong Selatan. Kondisi ini memberikan variasi kontur tanah yang memengaruhi pola pemanfaatan lahan oleh masyarakat.

Batas Wilayah Desa Tugu:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan desa-desa lain di lingkup Kecamatan Buayan.

  • Sebelah Selatan: Berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Ayah.

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan.

Berdasarkan data "Kecamatan Buayan dalam Angka", luas wilayah Kecamatan Buayan ialah 68,42 km² atau 6.842 hektar. Meskipun data spesifik untuk luas Desa Tugu memerlukan verifikasi data desa terkini, diketahui bahwa desa ini memiliki lahan sawah yang relatif sedikit dibandingkan lahan kering. Data statistik tahun 2016 menunjukkan lahan sawah di Desa Tugu hanya sekitar 4 hektar, mengindikasikan bahwa pertanian lahan kering menjadi andalan utama.

Menurut data kependudukan Kecamatan Buayan tahun 2021, jumlah penduduk Desa Tugu tercatat sebanyak 4.738 jiwa, yang terdiri dari 2.402 laki-laki dan 2.336 perempuan. Dengan asumsi luas wilayah yang proporsional, kepadatan penduduk di Desa Tugu mencerminkan karakteristik permukiman pedesaan pesisir yang tidak terlalu padat namun terkonsentrasi di dusun-dusun tertentu.

Pilar Ekonomi: Pertanian sebagai Tulang Punggung

Sektor pertanian merupakan fondasi utama perekonomian masyarakat Desa Tugu. Berbeda dengan desa-desa di dataran aluvial subur Kebumen, komoditas utama di sini ialah tanaman palawija dan perkebunan yang mampu beradaptasi dengan kondisi lahan kering dan iklim pesisir. Kelapa menjadi salah satu komoditas unggulan, di samping singkong, jagung, dan kacang-kacangan. Para petani mengandalkan sistem tadah hujan dan sumber air dari sumur atau embung untuk mengairi lahan mereka, terutama saat musim kemarau.

Kehidupan agraris ini membentuk struktur sosial dan budaya masyarakat. Gotong royong dalam mengolah lahan, tradisi syukuran panen, dan kearifan lokal dalam membaca musim menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut kehidupan sehari-hari. Pemerintah desa bersama dinas terkait terus berupaya memberikan pendampingan dan penyuluhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, misalnya melalui pengenalan varietas unggul yang tahan kekeringan atau teknik pengolahan pascapanen untuk meningkatkan nilai jual produk.

Gerbang Menuju Warisan Geologi Dunia: Peran dalam Geopark Karangsambung-Karangbolong

Salah satu potensi terbesar yang dimiliki Desa Tugu ialah lokasinya yang berada di dalam kawasan Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong, yang telah diakui sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark. Status ini menempatkan Desa Tugu bukan lagi sekadar desa pesisir biasa, melainkan sebuah etalase penting dari warisan geologi dunia. Perbukitan karst di sekitarnya menyimpan rekaman proses geologi jutaan tahun yang lalu, menjadikannya laboratorium alam yang bernilai tinggi.

Posisi desa yang berdekatan dengan objek vital seperti Pantai Karangbolong dan menjadi akses menuju berbagai situs geologi lainnya menjadikannya area penyangga yang krusial. Pengembangan pariwisata berbasis geopark membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Homestay, pemandu wisata lokal, serta usaha kuliner dan cinderamata merupakan beberapa sektor ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan untuk menangkap peluang dari kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Pemerintah Kabupaten Kebumen juga telah membangun Tugu Kawasan Geopark sebagai penanda dan ikon baru, yang secara tidak langsung turut mengangkat citra desa-desa di sekitarnya, termasuk Desa Tugu.

Potensi Pariwisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif

Di luar perannya dalam Geopark, Desa Tugu memiliki daya tarik wisata mandiri yang kini mulai dikenal luas, yaitu Embung Tanggul Asih. Awalnya dibangun pada tahun 2020 menggunakan dana APBD Kebumen, embung ini dirancang untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih dan irigasi pertanian saat musim kemarau. Namun, berkat lokasinya yang indah dengan latar perbukitan hijau dan suasana yang asri, Pemerintah Desa Tugu bersama kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat berhasil mengembangkannya menjadi destinasi rekreasi.

Embung Tanggul Asih, yang lebih populer disebut Embung Tugu, kini menjadi tujuan wisata keluarga yang menawarkan pemandangan alam, spot foto menarik, dan berbagai aktivitas rekreasi air sederhana. Keberhasilan pengembangan embung ini menjadi bukti nyata kemampuan adaptasi dan inovasi masyarakat desa. Seperti yang disampaikan oleh perwakilan Pemerintah Desa Tugu saat acara Tarawih dan Silaturahim (Tarhim) bersama Bupati Kebumen pada Maret 2024, potensi wisata embung terus dioptimalkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli desa (PADes).

Pengembangan pariwisata ini juga mendorong tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman khas lokal, seperti olahan hasil laut dan produk pertanian, mulai bermunculan di sekitar area wisata. Ini menciptakan efek ganda (multiplier effect) yang positif bagi perekonomian lokal.

Infrastruktur, Sosial, dan Pemerintahan

Pemerintahan Desa Tugu secara aktif terlibat dalam upaya peningkatan kesejahteraan warganya. Berbagai program pemerintah, baik dari tingkat pusat hingga daerah, disalurkan dan dikelola untuk pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu yang paling signifikan dalam beberapa waktu terakhir yakni program TMMD Sengkuyung Tahap II yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 2025.

Program yang merupakan sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat ini berfokus pada pembangunan fisik seperti perbaikan dan pembukaan jalan, renovasi fasilitas umum, serta kegiatan non-fisik berupa penyuluhan bela negara, bahaya narkoba, hingga literasi digital. Pada Mei 2025, Dandim 0709/Kebumen, Letkol Czi Ardiantha Purwandhana, meresmikan pembukaan TMMD di Lapangan Desa Tugu. Program dengan total anggaran lebih dari Rp 470 juta yang bersumber dari APBD Provinsi, APBD Kabupaten, dan APBDesa ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar dusun dan membuka akses ekonomi yang lebih luas bagi warga.

Dari sisi sosial, kehidupan masyarakat Desa Tugu sangat erat dengan nilai-nilai kebersamaan dan religiusitas. Kegiatan seperti Tarhim Ramadhan yang dihadiri langsung oleh Bupati Kebumen H. Arif Sugiyanto pada tahun 2024 menunjukkan kuatnya sinergi antara umara (pemerintah) dan masyarakat, yang didukung oleh komunitas perantau (KOWARA) Desa Tugu. Keberadaan fasilitas pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar (SD) dan fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) menjadi pilar utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa ini.

Menyongsong Masa Depan

Desa Tugu, Kecamatan Buayan, merupakan sebuah entitas yang dinamis. Di satu sisi, ia memegang teguh identitasnya sebagai desa agraris yang hidup dari hasil bumi. Di sisi lain, ia membuka diri terhadap gelombang perubahan yang dibawa oleh penetapan Geopark dan potensi pariwisata. Tantangan ke depan ialah bagaimana menyelaraskan kedua potensi ini secara berkelanjutan. Pengembangan pariwisata harus dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan kearifan lokal. Peningkatan infrastruktur harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku utama dalam pembangunan desanya. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan, Desa Tugu memiliki prospek cerah untuk menjadi desa pesisir yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.